Pada tahun 1945,
sidang umum Masjoemi (Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia)
dilaksanakan. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa
tokoh politik terkemuka masa itu termasuk diantaranya Dr.
Mohammad Hatta (Wakil presiden Pertama Indonesia), Mohammad
Natsir, Mr. Mohamad Roem, KH. Wahid Hasjim. Salah satu keputusan dari
pertemuan ini adalah pembentukan Sekolah Tinggi Islam (STI)
oleh tokoh-tokoh terkemuka tersebut. STI kemudian didirikan pada tanggal 8 Juli
1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H dan berkembang menjadi sebuah
universitas yang disebut Universitas Islam Indonesia (UII)
sejak tanggal 3 November 1947 untuk memenuhi permintaan akan sebuah pendidikan
tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran Islam.
Awalnya, UII memiliki
empat fakultas: Fakultas Agama, Fakultas Hukum,
Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai beroperasi pada
Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa ditutup
akibat agresi militer Belanda. Banyak siswa dan dosen bergabung dengan
tentara Indonesia untuk mengusir Belanda. Pada awal 1950-an, tak lama
setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkualiahan di beberapa tempat
di kota Yogyakarta, bahkan sempat menggunakan Kraton Yogyakarta dan
rumah dosen sebagai ruang kelas.
UII mengalami banyak
perkembangan antara 1961 sampai dengan 1970 di bawah kepemimpinan Prof.
M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun (1960-1963) dan Prof. Dr. dr. M.
Sardjito(1964-1970). Selama masa jabatannya, Prof. M.R. R.H.A. Kasmat
Bahuwinangun membantu mengembangkan Fakultas Syariah dan
Fakultas Tarbiyah serta memperluas UII kePurwokerto dengan
mendirikan Fakultas Hukum dan Syari'ah disana.
Dari tahun 1964
sampai 1970, di bawah kepemimpinan Prof. Dr. dr. M. Sardjito (seorang
dokter medis terkemuka di Indonesia), UII kembali diperluas hingga memiliki 22
fakultas, lima yang berlokasi di Yogyakarta dan sisanya tersebar di
provinsi lain: Jawa Tengah (Solo, Klaten, dan Purwokerto),
dan Sulawesi Utara (Gorontalo). Bidang studi yang ditawarkan
adalah Ekonomi, Hukum, Syari'ah, Tarbiyah, Teknik, Kedokteran, Kedokteran
Hewan, dan Farmasi. Namun, ketika Peraturan Pemerintah melarang
UII menyelenggarakan kegiatan pendidikan diluar Yogyakarta, maka UII harus
menutup kampus-kampus cabang. Beberapa dari kampus cabang yang ditutup ini
kemudian menjadi bagian dari lembaga pendidikan lokal. Contohnya adalah
Fakultas Kedokteran Universitas sebelas maret, yang cikal bakalnya adalah
Fakultas Kedokteran UII di Surakarta yang ditutup pada tahun 1975.
Pada awal 1970-an
hingga 1982, UII mengalami perkembangan dalam pembangunan fisik mencakup kantor
dan gedung fakultas, dimulai dengan kantor pusat yang berada di Jalan Cik
di Tiro. Pembangunan gedung ini kemudian diikuti dengan pengembangan tiga kampus
lain yang terletak di sejumlah lokasi di kota Yogyakarta. Selama periode ini,
beberapa fakultas di UII juga mulai memperoleh status akreditasi dan juga
memprakarsai kolaborasi dengan lembaga baik nasional maupun internasional,
seperti Universitas Gadjah Mada, King Abdul Aziz University Arab
Saudi, dan The Asia Foundation.
Sejak awal 1990-an
sampai saat ini, UII telah mengembangkan kampus terpadu yang terletak
di Kabupaten Sleman, di bagian utara Provinsi DI Yogyakarta. Sebagian
besar fakultas UII telah berlokasi di lahan seluas 25 hektar ini. Sampai dengan
semester ganjil 2011/2012, UII memiliki delapan fakultas dengan
berbagai lima program Diploma Tiga, 22 Program Sarjana, tiga Program
Profesi, delapan Program Magister, dan tiga Program Doktor serta
lembaga-lembaga pendukung.
Dalam
pemeringkatan 4 International College and Universities (4ICU)
maupun Webometrics pada Januari 2012 menempatkan Universitas
Islam Indonesia sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) peringkat
pertama di Kopertis Wilayah V dan peringkat ke-2 PTS secara
nasional. Selain itu, pada tahun 2009 Universitas Islam
Indonesia terpilih sebagai perguruan tinggi dengan nilai penjaminan
mutu internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
(Ditjen Dikti) dan mendapatkan akreditasi institusi A pada tahun 2013 .
Candi Kimpulan berada tepat ditengah gedung Perpustakaan
Masjid Ulil Albab
No comments:
Post a Comment